Kamis, 01 April 2010

Tangisan seorang Ayah


Kejadian ini sekitar bulan desember. Ketika saya berkunjung ke salah satu rumah saudara saya.Dalam hal itu kedatangan kami adalah untuk penghiburan.Karena adik sepupu saya meninggal 2 minggu sebelumnya.Saya benar-benar menyempatkan waktu saya untuk memberikan penghiburan karena sebelumnya saya tidak bisa hadir di pemakaman karena satu dan lain hal , dan juga mereka adalah saudara saya yang begitu menyenangkan buat saya.

Hal yang mengherankan adalah ketika saya menyaksikan sosok yang setiap saatnya begitu humoris menjadi begitu tenang dan begitu dingin. Karena kejadian ini bukan yang pertama kali dia rasakan (bukan bermaksud untuk sok tahu ini hanya pandangan saya saja * maaf kalau kata saya kurang tepat) karena sebelumnya sekitar berapa tahun yang lalu anaknya yang begitu dia sayangi mengalami kejadian yang sama dan dia begitu tenang dan tetap humoris ( saya rasa dia juga mencoba memendamnya).Hal itu lah yang menjadi perbandingan saya. Karena saya sedikit mengerti ayah ini .Dia memiliki rasa sayang yang sama ke setiap anaknya.Jadi kalau dia beitu diam kenapa dia tidak seperti ini pada anak nya yang pertama kali di panggil Tuhan.

Hingga banyak pertanyaan dalam benak saya...

"Apa kepergian anaknya yang ini dia begitu terluka ??"
"Apa ini batas kelemahan seorang ayah ?? " (karena ini yang ke dua kalinya)
"Apa dia sebnernya ayah yang lemah ???"
"Apa dia sudah stress ??"

Duh saya seperti seorang psikologi yang berusaha membaca pikiran seseorang yang tidak biasanya saya kenal. Biarpun dalam kondisi seperti ini saya yakin dia masih bisa tetap tegar.Saya yakin ada hal pemikiran yang tidak saya selami sebagai seorang anak.Karena seperti itulah seorang ayah berpikir dan memang sulit untuk kita mengerti sebagai seorang anak.Hingga saya mendapat bocoran dari mama saya ,mungkin karena dia memperhatikan saya selalu memperhatikan Ayah ini.Hingga mama saya berkata

" Tahu kau kenapa bapa uda mu terdiam ??? "
" Apa ? " tanya saya
" Karena semua anaknya tidak ada yang benar , da yang jadi preman , ada yang kerjanya serabutan dan ada kerjanya ga jelas (keluar malam ).Kalau yang satu ini engga di urus bakaln sama seperti abang-abng dan kakak nya. menunjuk anak yang paling kecil yang masih sekitar 2 smp "

Serentak saya terkejut,karena memang sebelumnya hal tersebut tidak terpikirkan oleh saya.Dan seketika juga saya hampir sama dengan ayah tersebut,Diam dan berfikir. mungkin dalam pikiran kami yang berbeda,Saya berpikir diri saya sebagai anak dan dia berpikir sebagai seorang ayah.Saya harus mengakui saya pun berusaha untuk menahan air mata saya dan berusaha tenang seperti yang di lakukan seorang ayah tersebut yang begitu dingin.Tapi saya masih mencoba untuk ingin tau apa yang dia pikirkan, karena apa yang di sampaikan oleh mama saya itu benar atau tidak ???

Tibalah waktu mengatakan sedikit patah kata untuk keluarga tersebut dari setiap orang yang hadir.Singkat waktu gliran saya yang mengucapkan kata-kata penghiburan , di saat saya mencoba memulai kata-kata saya ,raut mukanya bertambah sedih. Saya semakin bingung dan mencoba biasa saja.Hingga saya selesai mengucapkan kata-kata ku.

Hingga inilah waktu yang saya tunggu.Saya mencoba mempersiapkan diri saya menjadi pendengar yang baik. Karena apa yang akan saya dengar adalah rahasia terbesar yang ingin saya ketahui.

Inilah kesimpulan dari kata- kata ayah tersebut " saya adalah bukan ayah yang baik, semua anak-anaku tidak ada yang benar.Aku kecewa dengan mereka,.Hingga meninggal pun aku belum bisa memberikan yang terbaik untuk dia (almarhum adik saya).Mungkin yang masih hidup ini pun akan sama dengan yang sebelumnya, yang kecil ini juga akan sama kalau dia masih di sini. Saya bingung harus perbuat apa lagi.saya tidak punya apa-apa lagi.Saya miskin harta dan saya misikin masa depan. Saya menyerah." dan ayah tersebut tidak mampu untuk menahan tangisnya lagi dan dia menagis.

Singkat dan itu mengetuk jauh kedalam hati saya sebagai anak. Seorang Ayah mengatakan Menyerah???
Sepintas saya melihat ayah saya. Apa yang saya perbuat pernah membuat ayah saya berkata menyerah.
Apa setiap anak berpikir apa yang mereka perbuat membuat ayah mereka menangis??
Karena mungkin setiap ayah menangis menjauhi pandangan kita hingga kita tidak menetahui dia telah menangisi kita.
Ini adalah hal kecil yang bisa saya bagikan.Karena saya sulit untuk menyimpulkan.Biarkan ini menjadi intropeksi untuk kita sebagai anak. Mari kita lakukan yang terbaik untuk setiap ayah yang ada di dunia ini.
Saya mencinta ayah saya dan saya akan melakukan yang terbaik untuk tidak mencucurkan setes air mata kesedihan dari ayah saya. Ayah saya akan menagis ketika saya berdiri jauh lebih tinggi dari dirnya hingga dia berkata. “ Aku bangga “

Lets sing “ Seperti Bapa Sayang Anaknya “

Tuhan memberkati.

2 komentar:

ndah mengatakan...

like this..like this..like this so much..
meningkatkan semangatku tuk berbuat lbh baik lg dlm setiap langkah,,agar jgn sampai papaku yg ada di dunia ini dan Bapaku yg ad di setiap langkahku menyerah untukku..
^__^

jasa pasaribu mengatakan...

Terima kasih Indah.... Iya, itu masih hal kecil yang mungkin bisa saya rasakan dan bagi kekalian.Karena semua juga pasti merasakan yang sama dan akan melakukan yang sama. Menyayangi sang Ayah